MENJADI TUA ITU PASTI, MENJADI DEWASA ITU PILIHAN

Entah kapan saya pertama kali mendengar kalimat itu. Lupa.

Tetapi yang jelas, saya sangat setuju dengan pernyataan itu. Berdasarkan pengalaman berinteraksi dengan banyak orang, memang begitulah adanya.

Bisa jadi banyak orang mengalami hal yang serupa, namun hikmah yang diperoleh tiap orang tak selalu sama. Terkadang seseorang mengalami begitu banyak peristiwa di dalam hidupnya(baca: ujian hidup), tetapi tak kunjung dewasa pemikirannya. Masih begitu-begitu saja. Kenapa,ya?

Memetik pelajaran dari sebuah peristiwa sesungguhnya tidak memerlukan kecerdasan khusus. Emotional Spiritual Quotient(ESQ)bisa dilatih, asalkan ada kemauan dan tekad yang kuat. Langkah pertama : menyadari ada hal yang perlu diubah di dalam dirinya. Kesadaran murni yang datang dari hati. Ibaratnya, orang ikhtiar berobat, tentunya karena menyadari dirinya sakit. Jika ia menyangkal dirinya sakit, merasa sehat, maka sampai kapan pun takkan sudi berobat, kan?

Hidup berjalan terus. Jatah umur semakin berkurang. Di dunia yang sangat singkat ini(dibandingkan dengan akhirat)wajib adanya kita menetapkan tujuan hidup, menentukan prioritas, dan menyusun langkah-langkah untuk mencapainya. Harus pandai-pandai berhitung mudharat dan manfaat.

Berlindung di balik kalimat “saya memang begini, mau bagaimana lagi?” menunjukkan keengganan untuk berubah.

Memilih menjadi dewasa, artinya bersiap untuk menerima tanggung jawab lebih besar, siap untuk lelah secara fisik dan psikis, menanggung konsekuensi, dan harus berpikir jauh ke depan. Bukan sekadar berani bermimpi, namun harus berani berjuang mewujudkannya.

Sudahkah kita memilih untuk menjadi dewasa?

#menjadidewasa

#renungansore

Leave a comment